Sebuah
kekuasaan yang tak akan berakhir
"manusia
menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu"
Ideologi
Juche, sebuah paham yang secara
sejarah tercatat sebagai kekuasaan yang mutlak. Juche sebagai sebuah paham
telah ada sejak tahun 1955, diciptakan oleh penguasa Korea Utara saat itu Kim
II-Sung. Kim yang sejak lama memberikan propanga kepada Negara Korea Utara
memang melakukan paham ini dengan detail dan rapi. Kepercayaan masyarakat Korea
Utara terhadap Kim mau pun paham ciptaannya ini sedikitnya membawa sejarah
tidak akan berubah. Otoritas, dan segalanya memang berpusat di tangan dan otak
Kim II-Sung. Sampai-sampai sebuah monumen diciptakan, agar mengeksistensikan
jikalau dirinyalah penguasa “dunia” dalam hal ini keangkuhan.
Kim
II-Sung seperti terhipnotis oleh cara-cara yang dilakukan Stallin di dalam
membentuk Negara komunis yang tersususn dengan kekuatan militernya. Apa yang
akan terjadi selanjutnya? Tak akan ada perubahan, kekonsistenan generasi
selanjutnya setelah Kim II-Sung berkuasa malah membawa Korea Utara ditakuti
oleh Negara-negara di dekatnya. Fundamentalisme tergerak secara terperinci, Kim
Jong-un juga telah memberikan tamparan kepada dunia, jika dirinya membuat paham
Juche ini semakin menakutkan. Penolakan-penolakan
tak membuat Kim Jong-Un merasa gentar, apa yang membuatnya yakin? Memungkinkan jika
waktu pun tidak bias menjawabnya. Keadilan menurut Kim Jong-Un adalah dari
tangannya sendiri, sehingga bayang-bayang Tuhan adalah dirinya memang benar
adanya.
Juche, tak akan berakhir, tak akan
seperti pendahulunya “Uni Soviet” Stallin gagal memberikan kepercayaan kepada
penerusnya, dan pergolakan di Uni Soviet pada saat itu membuat Negara persatuan
ini tinggal tersisa kenangan saja. Sedangkan Korea Utara tetap akan ada dengan Juche-nya, sampai kapanpun akan seperti
itu, sebab rakyat Korea Utara memuji Tuhannya adalah keluarga Kim. Detik ini
dan sejarah setelah perang saudara dan kepentingan perang dingin adalah sebabnya.
Lalu salah siapa? Juche tetaplah
tidak bisa disalahkan sebagai kekuatan individual, paham ini telah mengakar. Mungkin
jika ada pemberontak dalam tubuh Korea Utara, mereka adalah ninja yang terlena
oleh kebaikan kapitalis. Memang juche dianggap melepas kebebasan rakyat Korea
Utara, tapi apakah benar di dalam hati rakyat Korea Utara Juche dan Kim sekeluarga menjahati mereka? Biar sejarah dan masa
depan yang menjawab, tidak akan bisa diruntuhkan, tak sama dengan Uni Soviet
yang runtuh pada 25 Desember 1991, mungkin iya, mungkin iya tak menjadi mungkin
di mata rakyat dan Kim Jong-Un.
Esai
Pendek
Oleh
Sultan Emris Dee Mirza Prayoga
3
Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar