Label

Rabu, 04 Mei 2016

Robert Pershing Wadlow “tertinggi, kebetulan dan keberuntungan Tuhannya



Suatu hari 15 Juli 1940, semua tertuju pada kejangkungan seoarang manusia yang bernama Robert Pershing Wadlow, Robert dianggap pada waktu itu sebagai manusia tertinggi di dunia. Pria berkebangsaan Amerika Serikat ini adalah keajaiban yang terjadi akibat anugerah dari Tuhannya. Robert seperti ditunjuk oleh alam sebagai “manusia tertinggi di dunia” pada waktu itu, waktu di mana dunia sedang bergejolak dengan perang dunia ke II. Guinness World Record pun memberikan penghargaan kepada dirinya, meski penghargaan itu terjadi setelah dia meninggal dunia. Haruskan setelah meninggal? Memang kenyataan ini tak bisa disalahkan, maupun dibenarkan. Hal ini hanya bisa dianggap suatu analisis yang berkepanjangan, gejala atau empirisme yang telah mendarahdaging sebagai kelanjutan yang hakiki. Robert pun meninggalkan dunia pada umur 22 tahun, dia yang tinggi ternyata tak sekuat dan semegah ketinggiannya, hanya karena goresan (menyebabkan bengkak yang berkepanjangan) pada telapak kakinya robert yang tinggi kalah, anjlok oleh takdir Tuhan. Tuhan yang sangat baik pada-nya, pada waktu-nya.
Di hotel di Manistee, Michigan si manusia tertinggi sampai saat ini meninggalkan kenangan yang kontroversi. Dunia seolah adalah ketercapaian yang praktis, hanya sebuah keunggulan tinggi Robert dikenal oleh banyak manusia dibelahan dunia ini, “sampai sekarang”. Haruskah Robert mendapatkan penghargaan ini? Robert mungkin tak menyangka saat setelah dia meninggalkan dunia, dia dikenal oleh banyak manusia dibelahan dunia ini. Pun-demikian dengan takdirnya, hanya sesaat menikmatinya, tanpa kenikmatan yang ada dimasa mudanya saat itu. Mungkin dia “Robert” ditakdirkan sebagai keangkuhan yang sempurna, keabadian yang tak nyata, pada waktu menjelang dia meninggal, telapak kakinya meminta rehat sepanjang waktu, untuk keabadiannya sendiri.
Saat ini, setelah tanggal 15 juli 1940, Robert sudah menjadi tulang di dalam kuburnya. Dan sejak tanggal itu pula dia mencatatkan namanya menjadi manusia tertinggi di dunia. Kebetulan atau kesengajaan? Tak usah perdebatkan hal itu,  urusan yang harusnya kita pikir adalah kenapa bisa terjadi? Sudah berlalu. Robert Pershing Waldlow sudah terlanjur menikmatinya dalam dunia lain. Guiness World Records terlanjur mencantumkan namanya menjadi manusia tertinggi tanggal 15 Juli 2015, dengan tinggi 2,72 meter atau 8 kaki 11 inci, dan inilah kenikmatan yang tertunda. Biarkan waktu dan alam yang menjadikan ini sebuah kebetulan yang abadi, harus ada keberuntungan dengan Tuhan, Robert sudah memuja Tuhannya melebihi kita semua saat ini.

Essai
Sultan Emriss Dee Mirza Prayoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar