Ini hanyalah mitologi Yunani kuno, yang
bertahun-tahun ada sebagai kisah cinta yang abadi. Bukan Romeo dan Juliet, tapi
keabadian yang sengaja dibentuk oleh keajaiban dan kesungguhan. Psikhe adalah
wanita cantik pada waktu itu, kecantikannya melebihi kecantikan dewi Afrodit,
kisah bermula dari rasa iri dan dengki ini. Hal ini memberikan pandangan yang
objektiv jika kebencian di dalam hati adalah awal semua masalah, Afroid
merasakan semenjak Psikhe ada, dia Afrodit merasa iri, kebencian menyelimuti
hatinya. Stimulus bawah sadarnya menguasai seluruh raga dan jiwanya. Sampai akhirnya
Afrodit menyuruh putranya sendiri dewa cinta yaitu Cupid. Tapi yang terjadi
adalah keterbalikan dari rencana Afrodit, sang putra justru jatuh cinta kepada
Psikhe, inilah yang mungkin dikatan sebagai cinta sesungguhnya.
Hari-hari dilewati Psikhe dan Cupid,
tiap malam mereka berdua melakukan hubungan seksual untuk melampiaskan
hasratnya, tapi karena Cupid enggan menunjukkan jati dirinya, Psikhe merasa
penasaran siapa laki-laki yang tiap malam menemani dirinya tersebut. Cinta mereka
akhirnya ditakdirkan untuk saling berpisah, walau “sesaat”, Cupid pergi karena
perbuatan yang dilakukan Psikhe, Psikhe tak sengaja menumpahkan minyak ke tubuh
Cupid, sampai tubuhnya hampir terbakar. Imajinasi akalnya terbentuk dengan
renungan. Akibat pengaruh Afrodit semua menjadi berantakan, Cupid berpisah
dengan Psikhe. Psikhe merana, dia bodoh dengan tindakannya, sampai-sampai
akhirnya dia mencari Cupid selama bertahun-tahun, di lembah dan rawa-rawa.
Dunia bawah tanah adalah jawabannya,
Afrodit memberi tantangan kepada Psikhe jika dia berhasil membawa kendi dan air
suci untuk kecantikan Afrodit, maka cinta mereka antara Psikhe dan Cupid akan
direstui, dengan susah payah jalan berduri dan genangan jiwa yang terkuras
dilalui Psikhe. Kendi dan air itu dia dapatkan, tapi Psikhe kalah dengan
hasratnya sendiri, dia ingin menjadi cantik yang abadi. Sehingga dia membuka
air dan kendi tersebut, akibatnya dia tertidur selamanya dalam dunia mimpi. Aturan
dari dunia bawah adalah seperti itu (Persefone).
Cupid yang melamun selama bertahun-tahun
akhirnya mencari Psikhe, dan dia menemukannya tertidur di bawah pohon didekat
dunia bawah tanah (Persefone). Dengan kekuatan cinta, dia Psikhe terbangun
karena kekuatan cinta mereka, satu kecupan mesra dan kekuatan yang berkehidupan
yang lurus. Setelah kejadian itu, hari-hari bahagia tersambung dengan indah. Apa
yang terjadi? Kekuatan dan keyakinan, kekuatan dan wajah adalah seluruh
kepedulian cinta mereka. Zeuz sebagai dewa penguasa menyetuji cinta mereka
untuk abadi, seharusnya cinta adalah seperti mereka Cupid dan Psikhe, entah
akhir seperti apa. Kisah cinta yang abadi bukanlah kematian dan penderitaan,
tapi kebahagiaan. Sepertinya dan seharusnya manusia kembali mengapplikasikan
dengan ruang imajinasinya dalam bentuk perjuangan. Cinta itu adalah kejujuran
yang tak bohong, dan berbohong dan tak bersedih.
Essai
Sultan Emriss Dee Mirza Prayoga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar