Daun anipsotera berputar diri
Menunggu panah api
Terjun di atas
gelombang.
Ada emosi atas
dirimu
Yang berkilau nanah
di mata
Tentang cinta
Atau butiran logam
yang pulang
Kepada awan dan
burung characteribus.
Lengkungan tangan
patah
Rintik darah
menghunjam arah
Angin dan ribuan
doamu
Yang gagal
menyatukan kita
Kebencian adalah
arus yang kulalui
Pada senja dan pagi.
Kini sewaktu kanal
berdiri
Kau berkata “pergilah
dari janjiku”
Amarah menjadi beku
Urat-urat mata
menangis lugu
Kepada sang-pegasus yang terjun
Di antara air dan
suara bayangan.
Lepaslah diriku
Pada guguran
pedangmu
Menghadap senja
Menantang cinta di
antara matahari
Yang
mati.
Menelan dosa
mengulum
duka.
Sultan Emriss Dee
Mirza Prayoga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar